"Aksi Deco saat melawan negara kelahirannya" |
Bagi negara yang mereka bela, pemain-pemain ini adalah pahlawan. Namun bagi negara yang 'ditinggalkan', pemain-pemain ini dianggap pengkhianat. Nasionalisme adalah masalah perasaan dan panggilan jiwa, yang terkadang tak sejalan dengan logika dan rasionalitas.
Apakah para pemain yang memutuskan bermain tidak untuk tanah kelahirannya akan selalu memberi hasil manis? Dalam tataran dunia, ada 10 nama sukses yang bisa dirangkum...
1. Patrick Vieira (Timnas Prancis - kelahiran Senegal)
Lahir di Senegal, Vieira menghabiskan masa kecilnya di Afrika hingga usia 8 tahun, sebelum dia sekeluarga akhirnya direlokasi ke Prancis. Karirnya di level klub melesat bersama Arsenal di Liga Inggris. Di timnas, Vieira telah tampil lebih dari 100 pertandingan dan menjadi salah satu pemain kunci ketika menjadi Prancis juara Dunia 1998 dan juara Eropa 2000. Namun dia tidak pernah melupakan leluhurnya, "Identitas Afrikaku terasa masih penting".
2. Miroslav Klose (Timnas Jerman - kelahiran Polandia)
Jerman bertindak cepat mengamankan jasa Klose sebelum dia memilih bermain untuk Polandia. Klose adalah pemain Jerman pertama yang menyabet gelar topskor Piala Dunia sejak negara Jerman dipersatukan. Dia juga hanya tertinggal satu gol lagi untuk memecahkan rekor Ronaldo (15 gol) sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia.
3. Lucas Podolski (Timnas Jerman - kelahiran Polandia)
Status kewarganaegaraan Podolski sangat mirip dengan Klose. Sekali lagi, Polandia kehilangan satu bakat hebat dan Jerman yang mengambil keuntungan. Penyerang dengan senjata utama kaki kiri ini tampil memukau di Piala Dunia 2010. Usia Poldi lebih muda daripada Klose, dia masih punya banyak waktu dan kemampuan untuk diberikan di level internasional bersama tim nasional Jerman.
4. Terry Butcher (Timnas Inggris - kelahiran Singapura)
Singapura harus puas dengan kebanggaan semu sebagai negara yang pernah menjadi tempat kelahiran pemain kelas dunia. Sangat dimaklumi jika Butcher lebih memilih memilih nenek moyang daripada tanah kelahirannya. Butcher berarti 'tukang jagal' (nama pemain sepakbola yang aneh), cocok dengan identitasnya sebagai salah satu bek terbaik pada masanya. Secara total, dia telah bermain 77 pertandingan untuk tim nasional Inggris. Dia bermain di Piala Dunia 1982, 1986, dan 1990.
5. Eusebio (Timnas Portugal - kelahiran Mozambique)
Waktu Eusebio dilahirkan, Mozambique masih dibawah kekuasaan Portugal. Jadi tidak ada yang mempermasalahkan keputusannya untuk memilih negaranya Jose Mourinho ini. Catatannya bersama timnas sangat impresif, mencetak 41 gol dalam 64 penampilan. Dia juga menjadi bintang di piala Dunia 1966 setelah sukses menjadi topskor (9 gol). Hingga detik ini, Eusebio masih diakui sebagai salah satu pemain terbaik dunia yang tidak kalah dengan Pele dan Maradona.
6. Marcel Desailly (Timnas Prancis - kelahiran Ghana)
Desailly baru menginjakkan kakinya di tanah Prancis sejak usia 4 tahun. Mantan pemain AC Milan dan Chelsea ini akhirnya membukukan 116 penampilan untuk timnas Prancis, termasuk menjadi bagian penting ketika Juara Dunia 1998 dan Juara Eropa 2000.
7. John Barnes (Timnas Inggris - kelahiran Jamaica)
Winger kelahiran Jamaica ini adalah salah satu pemain favorit publik Inggris sepanjang masa, karena dia adalah satu dari sedikit pemain Inggris yang mampu menggocek bola dengan indah dan lincah. Barnes adalah legenda Liverpool, dan telah tampil dalam 79 pertandingan untuk timnas dengan torehan 11 gol. Dia bermain di Piala dunia 1986 dan 1990.
8. Deco (Timnas Portugal - kelahiran Brazil)
Tidak seperti kebanyakan pemain lain, Deco memilih negara yang berstatus 'lebih rendah' daripada tanah kelahirannya. Deco memperoleh status kewarganegaraan Portugal pada 2002, dan sejak itu mantap membela timnas Portugal. Walaupun sukses menjadi juara Liga Champions bersama Porto dan Barcelona, dia tidak memperoleh trophy bersama timnas Portugal. Tanah kelahiran yang ditinggalkannya, Brazil, justru sukses memenangkan Piala Dunia (2002) dan Copa America (2004 & 2007).
9. Simone Perrotta (Timnas Italia - kelahiran Inggris)
Melihat namanya yang sangat Italia, sulit untuk percaya bahwa Simone Perotta sesungguhnya lahir di tanah Inggris. Dia menghabiskan 6 tahun masa kecilnya di kota Manchester sebelum akhirnya pindah lagi ke Italia. Perotta seolah membuat keputusan tepat karena sama sekali tak pernah berpikir membela timnas Inggris. Bersama Italia, dia menjadi juara Piala Dunia 2006.
10. Mauro Camoranesi (Timnas Italia - kelahiran Argentina)
Jika Camoranesi tetap bersikukuh menjadi rekan senegara Lionel Messi, dia tidak akan merasakan gelar juara dunia. Ketika bakatnya pertama kali muncul ke permukaan, Italia langsung menawarinya masuk skuad. Selama Piala Dunia 2006, Camoranesi mengaku belum hafal lagu kebangsaan Italia sehingga tidak pernah ikut menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan dimulai. Siapa peduli, yang penting Italia juara kan...
Bagaimana dengan Mesut Ozil? Dia memang keturunan Turki, tapi lahirnya masih di Jerman. Seperti halnya Zidane yang punya darah Aljazair tapi lahir di Prancis. Mereka berdua membela tanah kelahirannya.