Bek
atau pemain belakang adalah posisi yang sangat vital dalam dunia
sepak bola, merekalah benteng pertahanan yang harus menjaga daerah
pertahanan agar para striker lawan tidak dapat membobol pertahanan
mereka dan kemudian mencetak gol. Bagi banyak orang , Bek-bek terbaik
berasal dari italia, hal ini mungkin karna gaya permainan sepakbola
italia memang mengandalakan pertahanannya. tapi ternyata tidak semua
bek-bek terbaik di dunia berada di Italia,
Berikut
adalah daftar 10 bek terbaik di Dunia sepanjang masa yang didasarkan
pada prestasi dan skill rata-rata pemain selama masa bermain :
Inilah
pemain serba bisa dari Argentina. Jago bertahan maupun menyerang, dan
membantu terciptanya peluang bagi rekan setimnya, sekaligus menyapu
bersih usaha lawan-lawannya. Ia juga dikenal efektif dalam eksekusi
penalti dan tendangan bebas. Dengan 134 gol dalam 451 pertandingan,
ia pernah mencetak rekor sebagai bek paling haus gol sepanjang masa.
Meski demikian, rekor yang sama di Serie A Italia masih menjadi
miliknya hingga saat ini. Ia sering dibandingkan dengan Beckenbauer.
Prestasinya yang paling menonjol adalah dua kali juara dunia bersama Argentina, yaitu pada 1978 dan 1986. Ia juga memenangkan Liga Utama Argentina selama empat kali bersama River Plate.
Prestasinya yang paling menonjol adalah dua kali juara dunia bersama Argentina, yaitu pada 1978 dan 1986. Ia juga memenangkan Liga Utama Argentina selama empat kali bersama River Plate.
Meski
karirnya berawal sebagai pemain depan, Facchetti kemudian beralih
menjadi salah satu bek paling efektif dalam sejarah sepakbola Italia.
Rentetan gelar yang dikoleksinya antara lain adalah Scudetto pada 1963,
1965, 1966, dan 1971; Coppa Italia 1978; Piala European Champions
Club (sekarang Liga Champions) 1964 dan 1965; Piala Intercontinental
1964 dan 1965, serta pemenang Euro 1968. Hebatnya lagi, semua gelar
klubnya diraih bersama satu klub, yaitu Inter Milan.
Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.
Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.
Matthaus
baru bermain sebagai pemain belakang saat usianya sudah merambah
30-an. Sebelumnya ia lebih banyak berada di lini tengah. Toh dimanapun
ia bermain, Maradona menyebutnya sebagai rival terberat. Dan kenapa
tidak? Tak kurang dari tujuh gelar Bundesliga pernah menjadi miliknya,
ditambah dengan tiga Piala Jerman, sebuah mahkota Serie A, dua Piala
UEFA, satu Kejuaraan Eropa, serta Piala Dunia. Komunitas sepakbola
Jerman menobatkannya menjadi pemain terbaik pada 1990 dan 1999, dan
FIFA pun tak segan memberikan gelar pemain terbaik dunia 1991 padanya.
Sayang karirnya sebagai pelatih tidak secemerlang itu. Ia dipecat dari timnas Hongaria dan Red Bull Salzburg.
Sayang karirnya sebagai pelatih tidak secemerlang itu. Ia dipecat dari timnas Hongaria dan Red Bull Salzburg.
7. Fabio Cannavaro (Italia)
Kapten Italia ini merupakan bek pertama yang dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Dunia oleh FIFA setelah Italia menjuarai Piala Dunia pada 2006. Pada tahun yang sama, ia juga memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa, dan dua kali terpilih dalam pasukan FIFPro World XI, yaitu pada 2005/06 dan 2006/07.
Sayang, walau pernah meraih gelar juara La Liga dua kali dengan Real Madrid, ia belum pernah menang di Serie A.
Kapten Italia ini merupakan bek pertama yang dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Dunia oleh FIFA setelah Italia menjuarai Piala Dunia pada 2006. Pada tahun yang sama, ia juga memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa, dan dua kali terpilih dalam pasukan FIFPro World XI, yaitu pada 2005/06 dan 2006/07.
Sayang, walau pernah meraih gelar juara La Liga dua kali dengan Real Madrid, ia belum pernah menang di Serie A.
Roberto
Carlos tampil di tiga Piala Dunia bersama Brasil. Selain membawa
timnya ke final 1998, ia juga menjadi pemain kunci pada saat Brasil
menang empat tahun kemudian. Kontribusinya sebagai pengeksekusi
tendangan bebas juga tidak bisa diremehkan, termasuk pada 3 Juni 1997,
ketika ia mencetak gol dari jarak 35 m saat melawan Prancis.
Di Real Madrid, ia meraih empat gelar juara La Liga, tiga Liga Champions dan dua Piala Intercontinental. Ia juga merupakan salah satu dari enam pemain yang tampil lebih dari seratus kali di Liga Champions. Pele memasukkannya dalam daftar 125 pemain sepakbola terhebat sepanjang masa pada Maret 2004. Ia juga mendapat pengakuan sebagai legenda sepakbola internasional, dengan diberikannya Penghargaan Kaki Emas 2008.
Di Real Madrid, ia meraih empat gelar juara La Liga, tiga Liga Champions dan dua Piala Intercontinental. Ia juga merupakan salah satu dari enam pemain yang tampil lebih dari seratus kali di Liga Champions. Pele memasukkannya dalam daftar 125 pemain sepakbola terhebat sepanjang masa pada Maret 2004. Ia juga mendapat pengakuan sebagai legenda sepakbola internasional, dengan diberikannya Penghargaan Kaki Emas 2008.
Bek
Prancis paling sukses, dengan koleksi berbagai trofi dari empat klub
di tiga negara, dan dua gelar internasional bersama timnas Prancis.
Kemampuannya dalam membaca permainan dan menempatkan diri di lapangan
membuatnya berbeda dari pemain bertahan kebanyakan.
Ia telah tampil dalam 142 pertandingan untuk Prancis, yang menjadikannya pemain yang paling sering diturunkan. Meski kurang mendapat pujian jika dibandingkan dengan bintang Prancis lainnya, seperti Zinedine Zidane dan Theirry Henry, perannya di timnas tidak kalah pentingnya. Ia membantu Prancis memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
Ia telah tampil dalam 142 pertandingan untuk Prancis, yang menjadikannya pemain yang paling sering diturunkan. Meski kurang mendapat pujian jika dibandingkan dengan bintang Prancis lainnya, seperti Zinedine Zidane dan Theirry Henry, perannya di timnas tidak kalah pentingnya. Ia membantu Prancis memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
Baresi
menggawangi lini bertahan AC Milan dalam masa yang oleh banyak
pengamat dinyatakan memiliki empat bek terbaik sepanjang sejarah, yaitu
ia sendiri, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti.
Ia juga menghabiskan seluruh karirnya di AC Milan dengan 532
pertandingan.
Ia mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.
Ia mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.
Pemain
bertahan yang tenang, Moore banyak dipuji karena kemampuannya dalam
membaca arah pertandingan dan mengantisipasi pergerakan lawan. Ia bukan
bek yang hanya mengandalkan tekel keras. Pele menyebutnya sebagai
pemain bertahan paling jujur yang pernah dilawannya.
Pada 29 Mei 1963, ia menerima ban kapten timnas Inggris ketika baru berusia 22 tahun, dan menjadi kapten tim senior Inggris termuda sepanjang masa. Prestasi terbesarnya adalah membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966.
Pada 29 Mei 1963, ia menerima ban kapten timnas Inggris ketika baru berusia 22 tahun, dan menjadi kapten tim senior Inggris termuda sepanjang masa. Prestasi terbesarnya adalah membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966.
Ia
tidak hanya hebat karena memiliki kesetiaan yang besar kepada
klubnya, AC Milan. Lebih dari itu, ia adalah bek paling berprestasi.
Bersama Milan, ia meraih tujuh Scudetto dan lima titel Liga Champions.
Sebagai pemain yang paling banyak tampil untuk timnas Italia, Ia juga
menjadi langganan tetap gelar pemain terbaik sepanjang karirnya. Tidak
kurang dari Lilian Thuram pernah mengakui ingin sepertinya.
Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia.
Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia.
Italia
boleh saja menyumbangkan banyak nama dalam daftar ini. Tapi, tidak
ada yang lebih patut berada di posisi puncak daripada “Sang Kaisar”.
Buktinya, banyak pemain yang merasa bangga jika dibandingkan dengannya.
Selain seabrek trofi yang dikoleksinya, kejeniusannyalah yang membuat
ia menjadi sosok yang susah dilupakan. Sepak terjangnya di lapangan
sangat elegan.
Lebih
dari itu, ia adalah pemikir ulung yang membawa revolusi di dunia
sepakbola dengan menciptakan peran libero menyerang. Sebelumnya, tak
seorangpun pernah berpikir bahwa seorang sweeper juga perlu untuk maju
untuk membantu penyerangan, apalagi mencetak gol. Beckenbauer
menciptakan taktik ini, dan menjadikannya sebagai bagian dari sepakbola
modern.