Karir gemilang Kurniawan dimulai pada saat dirinya menjadi salah satu pemain Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program Primavera, yakni pengiriman pemain untuk menimba ilmu di Eropa. Kurniawan muda terpilih untuk masuk ke klub elit Italia, Sampdoria pada tahun 1993 silam. Saat itu dirinya berusia 17 tahun.
Aksinya sempat memukau petinggi Sampdoria kala itu, sehingga dirinya menjadi salah satu pemain yang diikutsertakan dalam tur keliling Eropa klub tersebut. Bahkan pemain yang juga akrab disapa ‘kurus’ ini mencetak gol spektakuler saat Sampdoria dijamu klub Slovakia, Slavian Bratislava. Pada saat itu, Sampdoria diperkuat pemain-pemain kelas dunia seperti Roberto Mancini dan David Platt. Kurus menimba ilmunya bersama para bintang sepakbola ini selama 1 tahun.
Pada akhir tahun 2005, Kurus menandatangani kontrak dengan klub Malaysia, Sarawak FC. Namun hanya setengah musim ia bertahan disana. Kurus gagal menunjukkan ketajamannya di negeri jiran. Pada bulan Mei 2006, ia kembali ke Indonesia. Kembali Kurus berpetualang dari satu klub ke klub lain. Hingga akhirnya pada musim 2010 ia berlabuh di PSMS Medan.
Karir dan prestasi gemilang Kurniawan sempat meredup karena tindakan negatif. Ia pernah tersandung kasus pemakaian narkoba pada tahun 1999. Namun ia berhasil bangkit dari keterpurukan dan kembali mencapai performa puncaknya. Sinar cemerlang Kurniawan di klub yang dibelanya membawanya terpanggil ke timnas Indonesia. Ia membela Merah Putih sejak tahun 1995 hingga 2006, dengan torehan 33 gol. Ia pun mencetak rekor sebagai pemain dengan gol terbanyak di tingkat timnas, hingga digeser oleh juniornya, Bambang Pamungkas. Aksi terakhirnya di timnas pada saat Semifinal Piala Tiger 2006 sangat berkesan. Kurus yang masuk sebagai pemain pengganti menjadi dirigen serangan Indonesia bersama Boaz, Ilham & Elly Aiboy. Di Stadion Bukit Jalil, Malaysia dibantai 4-1.
Kurniawan alias Kurus adalah tipikal striker oportunis. Ia tak pernah menyia-nyiakan kesempatan di kotak 16 meter. Kelincahan dan kecerdikannya membuat lawan yang mengawalnya kerap kepayahan. Kurus pun hingga sekarang masih menyandang predikat sebagai striker paling berbahaya yang pernah dimiliki Indonesia. Bahkan hal tersebut diakui oleh juniornya yang kini menjadi kapten timnas, Bambang Pamungkas.
Namun kecemerlangan Kurniawan di lapangan berbanding terbalik dengan sikapnya di luar lapangan. Ia dikenal sebagai sosok bad boy yang suka melanggar aturan. Dunia malam pun pernah disambanginya selama masih aktif bermain. Pada akhirnya, berkat bantuan orang-orang terdekatnya. Kurus berhasil meninggalkan semua kemaksiatan itu. Tapi watak memang sulit diubah. Kurus kerap bersitegang dengan pelatih klub yang dibelanya. Sebagai contoh, ketika membela Persisam Samarinda pada tahun 2008, ia dipecat karena tindakan indisipliner.
Kini, Kurniawan memang sudah tidak lagi terpilih menjadi anggota timnas Indonesia. Namun ia masih aktif bermain. Pada musim 2010 ISL, ia membela klub papan atas PSMS Medan. Semakin tua, Kurus mengaku dirinya semakin belajar untuk bijak. Ia kini hanya ingin fokus bermain hingga saatnya untuk gantung sepatu tiba.
Diluar sisi negatifnya, Kurus akan tetap menginspirasi para penerusnya untuk menjadi bintang dan legenda sepakbola Indonesia selanjutnya. Who’s next?!
Profil singkat Kurniawan:
Nama lengkap : Kurniawan Dwi Yulianto
Nama panggilan : Ade, Kurus
Tempat / tanggal lahir : Magelang, Jawa Tengah / 13 Juli 1976
Posisi : Striker
Status : Menikah (Istri : Kartika Dewi)
Karir:
Klub
1993-1994 : Sampdoria Primavera (Italia)
1994-1995 : FC Luzern (Swiss)
1996-1999 : Pelita Jaya
1999-2001 : PSM Makassar
2001 : PSPS Pekanbaru
2002-2003 : PSPS Pekanbaru
2004 : Persebaya Surabaya
2005 : Persija Jakarta
2006 : Sarawak FC (Malaysia)
2006 : PSS Sleman
2007 : Persitara
2008-2009 : Persisam Samarinda
2009- 2010: Persela Lamongan
2010-sekarang : PSMS Medan
Timnas
1995-2006 : Indonesia (6o/33)